PKM-K Unila Launching Es Krim Probiotik Penyelamat Kesehatan Mental

PEMBARUANID – Dalam dunia yang terus berkembang, inovasi tak pernah berhenti menjadi pendorong perubahan. Dan kini, Ice-Tetik with Healing App, sebuah tim mahasiswa Universitas Lampung (Unila), telah menciptakan terobosan yang menggabungkan makanan lezat dan kesehatan mental dengan produk mereka yang revolusioner: es krim probiotik.

Dalam upaya pengembangan inovasi dan kewirausahaan, tim yang terdiri dari Keisha Azzahra Tetadrian, Dita Noviyanda Saerulloh, Kevin Hendri, Meida Clara Enina, dan Doni Adrian, telah menciptakan produk yang bukan hanya menyajikan kelezatan es krim, tetapi juga menjadikan kesehatan mental sebagai perhatian utama.

Inisiatif ini bermula dari sebuah unggahan konten TikTok yang ditemui oleh Keisha secara tidak sengaja. Unggahan tersebut mengajukan pertanyaan tentang hubungan antara vitamin B kompleks dan kesehatan mental, yang memicu minat mendalam dalam penelitian oleh timnya.

Penelitian yang dilakukan oleh tim Ice-Tetik mengungkapkan bahwa kurangnya asupan vitamin B kompleks dapat menjadi salah satu penyebab gangguan mental emosional, seperti stres, kecemasan, dan depresi. Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 juga memperlihatkan angka yang mengkhawatirkan, dengan lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta penduduk mengalami depresi.

Bertekad membantu masyarakat memenuhi kebutuhan akan vitamin B harian tanpa harus mengonsumsi suplemen, tim PKM-K Keisha memutuskan untuk menciptakan es krim probiotik. Mereka menggunakan teknologi probiotik karena selain bermanfaat untuk kesehatan pencernaan, juga mengandung vitamin B yang sejalan dengan tujuan mereka untuk meningkatkan kesehatan mental.

Pilihan buah pisang muli Lampung sebagai sumber vitamin B tinggi tidak hanya mendukung kesehatan, tetapi juga mempromosikan komoditas lokal. Produk Ice-Tetik ini juga didukung oleh aplikasi bernama Ice-Tetik Healing App, yang dirancang untuk menggabungkan elemen kesehatan mental dalam konsep produk mereka.

Selain itu, Keisha dan timnya berusaha untuk mengangkat budaya lokal dengan menggunakan desain motif tapis pada kemasan produk mereka. Produk ini ditujukan terutama untuk mereka yang berusia di atas 15 tahun dengan tingkat gejala stres, kecemasan, dan depresi yang tinggi, tetapi memiliki potensi untuk disukai oleh berbagai kalangan dan usia, mengingat es krim adalah makanan yang disukai hampir semua orang.

Keisha dan timnya juga telah merencanakan kerja sama dengan pihak lain untuk memperluas distribusi Ice-Tetik. Hingga saat ini, masyarakat telah memberikan respons positif terhadap produk ini, bahkan pernah mencapai target penjualan satu minggu dalam waktu kurang dari tiga hari.

“Untuk mendukung keberlanjutan Ice-Tetik, dalam waktu dekat kami akan mengupayakan sertifikasi dan diversifikasi produk,” ujar Keisha.

Produk Ice-Tetik with Healing App telah membuktikan bahwa inovasi bisa menjadi solusi untuk meningkatkan kesehatan mental masyarakat. Dengan semangat inovasi, kesungguhan, dan kerja keras, tim ini telah menciptakan produk yang menyatukan cita rasa dan kesehatan dalam satu kesatuan. Produk ini menjadi bukti bahwa ide cemerlang dapat muncul dari situasi yang tak terduga.

Informasi lebih lanjut mengenai produk Ice-Tetik with Healing App dapat diakses melalui akun Instagram @icetetik.co. Produk ini tidak hanya merupakan makanan lezat, tetapi juga sebuah langkah positif menuju kesehatan mental yang lebih baik. (***)