psiaceh.or.id/ – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Lampung meneguhkan komitmen sebagai partai anak muda. Karenanya, selain memperbanyak jumlah Bacaleg milenial 50 persen lebih dan memperbanyak event yang digandrungi anak muda.
Hal tersebut ditegaskan Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) DPW PKB Lampung Jauharoh Haddad, Kamis (13/07/2023).
Menurut Jauharoh, mencalonkan anak muda sebagai anggota legislatif merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan partisipasi milenial dalam demokrasi.
“Selain mencalonkan anak muda, PKB Lampung juga telah memperbanyak kegiatan yang digandrungi anak muda. Seperti Ngopi bersama anak muda, hingga di daerah-daerah melaksanakan kegiatan bola kaki, volly ball, mobile legend dan PUBG,” kata pemilik sapaan akrab Kak Jau itu.
[elementor-template id=”13″]
[elementor-template id=”11″]
Langkah tersebut, lanjut Kak Jau, dilakukan agar PKB lebih dekat dengan milenial.
Sebelumnya, Akademisi Pendidikan Politik dan Kewarganegaraan FKIP Universitas Lampung (Unila) Edi Siswanto menyampaikan, pendidikan politik bagi anak muda musti menjadi perhatian dari semua pihak tak terkecuali bagi Parpol.
Menurut Edi, Parpol harus tetap menjaga fungsi politiknya, sebagai media pendidikan politik bagi masyarakat.
Politik menurutnya bukan hanya persoalan memenangkan suara, tapi hal yang paling substansial dari politik adalah edukasi politik itu sendiri.
“Bukan menjadi rahasia umum, bila anak muda tidak menaruh minat yang sungguh-sungguh terhadap dunia politik. Hal ini menjadi tugas dari semua pihak,” kata Edi, Rabu (12/07/2023).
[elementor-template id=”13″]
[elementor-template id=”11″]
Edi mengapresiasi langkah Parpol yang mengakomodir anak muda dengan mencalonkan sebagai anggota legislatif.
Tetapi Edi menekankan, keterlibatan anak muda dalam dunia politik mestilah didasari karena anak muda itu, kritis, idealis, dan demi pengkaderan pemimpin.
“Jika, niat awal Parpol menarik yang muda hanya untuk mendulang suara, hal itu merupakan kesalahan besar,” ungkap Edi.
Menurut Edi juga, basis anak muda juga mesti di profiling dulu. Apakah anak muda itu, merupakan anak dari seseorang yang memiliki kekuatan modal, makanya Parpol, menarik mereka untuk mencalonkan diri.
“Kalau itu alasannya, bukan pendidikan politik yang baik. Biar yg muda menjadi pemimpin bangsa, hanyalah kata-kata basa basi,” tutupnya.
[elementor-template id=”13″]
[elementor-template id=”11″]
Diketahui, beberapa waktu yang lalu Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Lampung resmi menetapkan daftar pemilih tetap (DPT).
KPU juga telah mempublish kelompok pemilih, yang membagi berdasarkan usia pemilih.
Dari Lima kelompok pemilih Dua diantaranya merupakan pemilih muda, yakni Generasi Z dan Generasi Milenial.
Berdasarkan data resmi yang dihimpun KPU tersebut, setengah dari jumlah keseluruhan daftar pemilih merupakan anak muda atau setara 49.98 Persen.
Menurut beberapa pengamat, meningkatnya pemilih muda karena bonus demografi, yang disatu sisi merupakan sesuatu yang positif tapi disisi yang lain menjadi atensi khusus, lantaran pemahaman politik anak muda masih minim.
[elementor-template id=”13″]
[elementor-template id=”11″]
Hal tersebut merupakan tugas yang harus diemban oleh semua pihak, terutama partai politik (Parpol), agar meningkatkan pemahaman politik anak muda, bukan hanya berebut simpati atau dukungan semata. (sandika)






Leave a Reply