psiaceh.or.id/ – Gubernur Lampung Arinal Djunaidi meminta seluruh kepala daerah (Kada) se-Lampung sebagai ujung tombak dapat mengambil peran dalam pembangunan.
Hal tersebut diingkapkan Arinal saat menjadi Keynote Speaker pada Coffee Morning di Lantai 4 Gedung Bank Indonesia (BI), Jumat (04/08/2023).
Gubernur sempat menanyakan kepada penyelenggara apakah bupati dan walikota diundang.
“Mana ini para bupati, walikota apa diundang. Apa ada yang hadir? Pembangunan Lampung ini bukan hanya beban gubernur, bupati dan walikota juga harus berperan,” kata Arinal.
Mejurut Arinal, pemerintah daerah berperan aktif dalam terobosan pembangunan. Sebab, kata dia, bupati dan walikota yang paling tahu apa yang bisa dimaksimalkan, serta solusi untuk masalah di wilayahnya.
“Nanti gubernur membantu optimalkan gagasan pembangunan dan pencarian solusinya. Jangan malas-malas, terlebih diujung masa jabatan ini,” tegas dia.
[elementor-template id=”13″]
[elementor-template id=”11″]
Pembangunan, tambah Arinal, mebutuhkan peran banyak pihak. Seperti elemen pentahelix antara lain; pemerintah, masyarakat, lembaga usaha, akademisi dan media.
“Ada akademisi, insan pers, asosiasi pengusaha di sini. Ayo semua ambil peran, kita manfaatkan keunggulan geografis dan geostrategi Lampung,” sebutnya.
“Contohnya kita bisa inovasi dorong tanam kedelai. Sampai hari ini kedelai masih impor dari Amerika, padahal tanah kita subur, tongkat kayu jadi tanaman. Saya terkadang malu dengan Koes Plus yang menciptakan kalimat itu,” tambahnya.
Lampung, jelas dia, adalah lokomotif pertanian nasional, hal itu yang disebutkan Menteri Pertanian karena suksesnya pertanian Lampung.
“Ketahanan pangan tidak akan goyang mau apapun keadaan ekonomi. Sudah terbukti saat covid ekonomi kita masih yang terbaik,” ujar dia.
[elementor-template id=”13″]
[elementor-template id=”11″]
Karena covid pula, menurutnya, ada refocusing pembangunan yang diarahkan pemerintah pusat kepada pemerintah-pemerintah daerah.
“Saya dilantik 2019, 2020 covid, 2021 ekonomi semua anjlok, 2022 dan 2023 ini kita baru bisa membangun, infrastruktur dan lain-lain,” jelas Arinal.
Arinal juga menginginkan agar pengusaha, akademisi, dan pemerintah daerah jangan hanya fokus pada hulu saja tapi mulai memikirkan hilirisasi.
“Klasifikasikan komoditas andalan di Lampung apa saja. Dicarikan nilai tambahnya. Belgia bahkan terkenal karena coklatnya padahal tidak punya kebunnya,” ucap Arinal.
[elementor-template id=”11″]
Stop KUR Untuk Komoditi Sawit
Dalam diskusi yang dimoderatori Dewan Kehormatan (DK) PWI Lampung Dr Iskandar Zulkarnain, Arinal sempat memotong diskusi untuk meluruskan agar komoditas Sawit tidak menjadi syarat komoditi di Lampung.
“Komoditi Sawit ini tidak menjadi komoditi syarat di Lampung. Kaeenanya, saya sarankan PTPN tanam kedelai juga. Kan tidak satu pun yang hadir di sini tidak makan tempe,” tuturnya.
Arinal juga menyarankan agar perbankan tisak lagi memberikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap komoditi sawit.
“KUR ini kan saya yang jamin. Karenanya, petani dengan komoditi andalan yang mestinya mendapatkan. Kan jika ada bencana alam yang menyebabkan petani rugi, saya yang bayar,” jelas dia.
Gubernur juga mengapresiasi pernyataan salah seorang pengusaha nanas, Wily Setiono yang mengatakan jika petani jangan hanya dijadikan tenaga kerja.
[elementor-template id=”13″]
[elementor-template id=”11″]
“Jadikan petani mitra, jangan hanya pekerja. Silahkan pengusaha menanam komoditi apa saja, tapi lahan tetap dikelola petani dengan sistem bagi hasil,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Lampung, Kusnardi, menyebut ekonomi Lampung menjadi yang terbaik.
“Saat ini untuk q to q pertumbuhan Lampung menjadi yang tertinggi dibandingkan daerah lain. Pertumbuhan ekonomi Lampung mencapai 9,” tandasnya.
Menanggapi permintaan gubernur terkait PTPN VII juga harus menanam komoditi kedelai, Dirut PTPN VII Okta Kurniawan mengatakan, pihaknya sudah memulai hal tersebut di beberapa lahannya.
“Kami sudah memulai tanam kedelai, walaupun masih tumpangsari kami terus berusaha agar ini berkembang,” kata dia.
[elementor-template id=”13″]
[elementor-template id=”11″]
Ia mengakui, jika saat ini lahan PTPN VII ditanami tiga komoditi yakni sawit, karet dan tebu. Kendati demikian, kata dia, masih ada aset lahan yang bisa dimanfaatkan untuk komoditi lain. (***)







Leave a Reply