psiaceh.or.id/ – Partai Gerindra Lampung sedang dirundung masalah. Bagimana tidak, dua kadernya diduga melakukan tindakan melanggar hukum atau tindakan yang mengarah kepada kekerasan fisik.
Keduanya adalah Ketua DPC Gerindra Pesawaran Ahmad Rico Julian dan Petinggi Gerindra yang juga Wakil DPRD Tulang Bawang Aliasan.
Peristiwa tersebut lantas menarik perhatian publik. Masalah yang menimpa Ahmad Rico Julian terjadi Minggu, (17/09/2023) dini hari. Sementara Aliasan, terjadi sehari sebelumnya, Sabtu (16/09/2023).
Menanggapi hal tersebut, Bendahara DPD Gerindra Lampung Elly Wahyuni mengatakan, meski belum mendengar langsung dari kadernya (Rico), ia menilai Ahmad Rico Julian merupakan anak muda yang baik dan paham hukum.
[elementor-template id=”13″]
[elementor-template id=”11″]
Karenanya, menurut Elly tidak mungkin Rico berbuat sesuatu yang akan merugikan dirinya. Bahkan Rico, sudah menyerahkan bukti CCTV kepihak berwajib.
“Saya belum dengar cerita dari yang bersangkutan secara langsung. Tapi saya yakin Julian merupakan anak muda yang baik dan paham hukum. Jadi tidak mungkin dia melakukan hal yang merugikan dirinya sendiri,” kata Elly.
Sementara, petinggi DPD Gerindra Lampung lainnya mengaku, partainya akan manggil kedua kadernya tersebut guna meminta klarifikasi.
“Gerinda butuh detail, butuh jelas persoalannya. Kami belum mengetahui secara persis faktanya. Saat ini kan yang beredar masih opini publik,” kata pengurus DPD Gerindra yang minta namanya dirahasiakan itu, Senin sore.
[elementor-template id=”13″]
[elementor-template id=”11″]
Kendati demikian, sumber tersebut menegaskan, partainya menghormati proses hukum yang sedang berjalan.
Sementara, terkait dugaan penganiayaan dan pengancaman oleh Wakil ketua DPRD Tulang Bawang Aliasan, pihaknya belum mengetahui informasi tersebut.
“Terkait itu, mungkin akan meminta konfirmasi kebenarannya dahulu. Sebab belum mengetahui info tersebut,” ujarnya.
Berujung Saling Lapor
Sementara, Ahmad Rico Julian sempat mengundang wartawan untuk klarifikasi. Menurut Rico, apa yang ia lakukan adalah upaya pembelaan diri, tak ada tindakan penganiyaan, pengancaman, pengunaan senjata api (Senpi) ilegal dan tidak dalam kondisi mabuk seperti yang dilaporkan oleh lima pemuda tersebut.
Rico menyebutkan, tindakannya adalah wajar dan benar. Sebab, kata dia, jangankan dirinya, siapapun akan melakukan hal yang sama jika rumah dan keluarganya dalam situasi ancaman.
[elementor-template id=”13″]
[elementor-template id=”11″]
“Saya hanya Ketua DPC Gerindra,
menurut saya polisi sekalipun akan melakukan tindakan serupa, jika keluarga terancam,” kata dia.
Ia menceritakan, awal mula kejadiannya Minggu, pukul 02:00 dini hari. Di depan rumahnya terlihat sejumlah pemuda yang mencurigakan. Ia lantas menghubungi tetangga kiri-kanan, namun tidak ada yang merespon.
Di dalam rumahnya orang tuanya sakit dan terdapat anaknya yang masih bayi. Ia pun membuka pintu dan sejumlah pemuda tersebut kabur. Kemudian ia loncat pagar.
“Lalu menanyakan ke sejumlah pemuda tersebut ada apa,” kata dia.
Sebagian pemuda tersebut kemudian, lanjutnya, bergerak semacam ingin melakukan perlawanan. Salah satu pemuda yang lain masih memegang parang.
[elementor-template id=”13″]
[elementor-template id=”11″]
Ia lantas memberikan peringatan, dengan menembakkan senjata apinya ke arah udara atau langit.
“Jadi kita memberikan peringatan dulu, kepada pemuda-pemuda tersebut. Jadi tuduhan saya menodongkan pistol tersebut tidak benar, saya hanya bermaksud menanyakan, bukan menodongkan. Peringatan ini adalah tindakan yang benar,” tuturnya.
Ia pun mengakui, senpinya telah memiliki izin resmi dari pihak kepolisian dan sebagai alat pembela diri.
Berdasarkan keterangannya juga, setelah kejadian itu, ia dengan beberapa warga, mencoba mengintrogasi sejumlah pemuda tersebut. Namun jawaban dari pemuda-pemuda tersebut berbeda-beda.
[elementor-template id=”13″]
[elementor-template id=”11″]
“Saat diinterogasi kenapa malam-malam berada di lingkungan rumah saya. Jawabannya berbelit-belit dan berbeda-beda. Tidak sinkron,” ungkapnya.
Ia pun mengatakan, awalnya menginginkan masalah tersebut berakhir damai. Namun karena pelaporan pemuda tersebut tidak sesuai dengan faktanya, ia melaporkan balik.
Sementara itu, berdasarkan keterangan Oka beserta empat temannya, anggota keluarga, dan kuasa hukum; Ari Syandi Harahap, SH, kejadian bermula saat ia dan teman-temannya asyik berbincang di sekitaran rumah Rico, di Kawasan Tirtayasa, Sukabumi, Bandarlampung.
Tiba-tiba, Rico keluar dari rumahnya dengan membawa senjata api dan langsung menembakkan peluru kearah atas.
[elementor-template id=”13″]
[elementor-template id=”11″]
“Saya dan dua kawan disuruh mendekat. Begitu dekat, kepala kami langsung dipukul dengan gagang senpi. Setelahnya ia menodongkan ke kening dan memaksa kami untuk mengaku telah melakukan pencurian buah dugan,” ujar Oka dalam keterangannya ke pihak kepolisian.
Selepas menyampaikan laporan dengan dugaan penganiayaan dan pengancaman, Oka dan Empat kawannya melakukan visum di rumah sakit.
Berikut identitas kelima pemuda tersebut, Oka Ernandha (21), Yasirmanan (17), M. Basirulhaq (17), Abimael (15), dan Desy Masari (18). Sementara melaporkan Rico kepada pihak kepolisian, tertuang pada STPL dengan nomor: LP/B/1352/IX/2023/SPKT/Polresta Bandar Lampung/Polda Lampung yang ditanda tangani oleh Ipda Hendra Irawan.
Aliasan Diduga Hendak Lukai Warga
Serupa dengan peristiwa diatas, beredar video yang memperlihatkan Wakil DPRD Tulangbawang dari Partai Gerindra Aliasan terlibat keributan.
Bersamaan dengan beredarnya video tersebut, muncul narasi terkait dugaan Aliasan hendak melakukan tindakan arogan, bahkan sampai rencana pembacokan terhadap salah satu warga Gedung Meneng, Tulang Bawang, Sabtu (16/09/2023).
[elementor-template id=”13″]
[elementor-template id=”11″]
Dikutip dari salah satu media lokal, salah seorang warga mengaku arogansi yang dilakukan Aliasan tersebut bermula dari permasalahan pribadi antara RB saudara kandungnya dengan YS warga setempat.
Pemicu kemarahan Aliasan tersebut, sambung warga, disebabkan masalah pribadi antara RB saudara kandungnya dengan YS seorang petani.
“Aliasan marah dipicu dari permasalahan pribadi antara RB dan YS, sehingga membuat kemarahannya tak terbendung dengan mendatangi YS yang sedang berada dikediaman iparnya,” katanya.
“Saya sayangkan sikap arogan Aliasan, yang diduga hendak melakukan pembacokan kepada salah satu warga setempat disebabkan permasalahan pribadi adiknya,” ucap warga tersebut.
[elementor-template id=”13″]
[elementor-template id=”11″]
Dari video yang beredar, terlihat seseorang melerai pertikaian antara Aliasan dengan beberapa orang agar tidak terjadi pertumpahan darah.
“Kalau tidak ada yang melerai Aliasan, mungkin ada pertumpahan darah yang terjadi akibat senjata tajam yang dibawanya,” sambungnya.
Sementara Aliasan saat ini belum terkonfirmasi terkait dugaan arogansi yang hendak melakukan pembacokan terhadap warga tersebut. (sandika/red)






Leave a Reply