Kolaborasi Kober dan UKMBS, Launching dan Pamerkan Buku Sastra

psiaceh.or.id/ – Berniat memprovokasi ulun Lampung pameran drawings bertema sepasang sendal di kepala dan peluncuran buku sastra karya Ari Pahala Hutabarat dilangsungkan di Graha Kemahasiswaan Universitas Lampung (Unila).

Provokasi ini penting, agar dunia kesenian lebih kreatif dan menggelitik. Tentu ajang ini diperuntukkan bagi kemajuan ekosistem kesenian di Lampung.

Hal tersebut disampaikan oleh Ari Pahala Hutabarat kepada psiaceh.or.id/ setelah pembukaan acara pameran drawings, Sabtu (07/10/2023).

Menurut Bang Ari, begitu sapaan akrabnya, provokasi ini ditujukan kepada masyarakat Lampung, seperti anak muda, pecinta seni rupa hingga pemerintah.

Ia lantas mengajak semua lapisan masyarakat untuk bersama-sama membangun ekosistem kesenian di Lampung agar lebih baik.

"Upaya provokasi atau mengganggu ini tentu dalam arti yang positif agar kesenian di Lampung lebih semangat lagi," ujarnya.

Bang Ari menilai, pameran seni rupa di Lampung sangat minim dijumpai. Paling banter hanya dua kali dalam setahun.

Peristiwa ini tentu tidak memadai atau tidak berkesesuaian dengan upaya membangun ekosistem seni rupa di Lampung.

Menurutnya pameran drawings atau seni rupa di kertas semacam yang dihelat oleh Kober dan UKMBS Unila ini merupakan kali pertama di Lampung.

Selama ini anak muda berpendapat untuk melukis harus di canvas dengan biaya yang mahal. Hal ini tentu menjadi kendala dan mengakibatkan akhirnya pegiat seni enggan melukis.

Padahal menurutnya di kertas pun bisa sebagai alat melukis dan bisa menjadi karya yang berkualitas dan mahal.

"Mahal itu kan ketika sudah menjadi karya. Kalaupun melukis di canvas, jika karyanya jelek tentu murah dan begitu sebaliknya jika karya di kertas, jika bagus tentu menjadi karya yang mahal," ungkapnya.

Ia menyebutkan karya seni rupa miliknya berjumlah 75 yang dipasang dalam event pameran drawings ini.

Menariknya karya sebanyak itu dihasilkan oleh Bang Ari hanya dalam kurun waktu kurang dari setahun atau memproduksi sejak tahun 2023.

Meski menciptakan karya seni rupa sebanyak itu, ia tidak menyebutkan makna dibalik lukisannya. Menurutnya tidak boleh sang pelukis membeberkan maknanya.

"Biarlah pengunjung atau pemirsa yang memaknai sendiri lukisan yang dipajang," tuturnya.

Ia menambahkan, peluncuran tiga buku sastra miliknya merupakan bentuk dari provokasi itu sendiri.

"Tidak banyak atau langka yang menerbitkan tiga buku sekaligus. Karena itu ini merupakan sebuah provokasi juga," ungkapnya.

Diketahui, peluncuran tiga buku karya Bang Ari ini berjudul Hari-Hari Bahagia (Antologi Puisi), Jarah Dusta (Antologi Puisi) dan Kekasihku Meraih Hujan Dari Jendela Kamar (Naskah Drama) merupakan buku Bang Ari yang keenam.

Berkesenian menurutnya adalah upaya untuk menggangu. Tentu mengganggu dalam hal ini agar yang lain terdorong untuk melahirkan karya baik melukis, buku dan karya apapun.

Sementara itu, Ketua UKMBS Unila Hani Dayanti menyebutkan acara ini digelar oleh KOBER dan UKM yang ia pimpin.

Menurutnya pameran drawings, sebuah karya yang di lukis di kertas ini merupakan kali pertama di Lampung.

Karya yang ditampilkan dalam ajang ini merupakan karya lukis yang diciptakan oleh anggota UKMBS dan Kober.

Ia menyebutkan karya yang ditampilkan ini merupakan karya dari tujuh orang, diantaranya Ari Pahala Hutabarat, Devin Nodestyo, Mike fena Firdania, Noerma Andesta, Rizky Rizaldiano, Ridho Pratama, dan Robby Aslam Amrouzi.

“Selain minimnya praktisi rupa maupun apresian atau kritikus, di Lampung masih sangat sedikit ruang-ruang alternatif presentasi seni rupa," ujarnya, Kamis (07/10/2023).

Oleh karena itu, pihaknya berharap acara ini mampu menjadi sumbangsih positif bagi perkembangan seni rupa di Lampung dan sekaligus menjadi provokasi teman-teman perupa untuk semakin cerdas dan produktif dalam berkarya.

Ditempat yang sama, Ketua Pelaksana Pameran Devin Nodestyo, mengungkapkan bahwa acara tersebut diharapkan menjadi ruang silaturahmi bagi para praktisi hingga pemerhati seni rupa di Lampung.

“Selain Pameran Karya, kita juga bakal mengadakan semacam diskusi atau bincang karya terkait pameran ini. Jadi kita tidak hanya bersilaturahmi dalam aspek keindahan saja, melainkan juga pemikiran,” tandasnya. (sandika)