Meski Muda, Gibran Belum Tentu Menarik Suara Milenial

psiaceh.or.id/ – Dinamika pemilihan presiden memasuki babak baru setelah tiga koalisi partai resmi mendaftarkan capres-cawapres yang diusung ke KPU. Kini ketiga pasangan itu tancap gas menjemput kemenangan.

Sebelumnya, mata publik tertuju kepada penentuan cawapres. Terpilihnya Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres Prabowo Subianto menuai banyak sorotan.

Salah satunya terkait alasan memilih Gibran sebagai Cawapres. Pengamat politik menyebutkan alasan koalisi Indonesia maju (KIM) memilih Gibran karena untuk regenerasi kepemimpinan muda dan Gibran dinilai bisa mengambil suara dari pemilih pemula dan generasi mileneal yang akan menjadi pemilih mayoritas dalam Pilpres 2024 mendatang.

Senada, pengamat Politik Universitas Lampung (Unila) Dedi Hermawan menilai, ditetapkannya Gibran sebagai cawapres merupakan sebuah upaya untuk meraup suara pemilih pemula dan milenial.

Diusungnya Gibran menurutnya, merupakan sebuah keuntungan tersendiri bagi koalisi indonesia maju (KIM) terutama untuk menarik suara pemilih pemula. Meningat dalam DPT merupakan yang terbesar.

Kendati begitu, kata Dedi, koalisi diluar KIM juga berebut dukungan kepada pemilih muda.

Sementara itu, pengamat politik Universitas Lampung (Unila) M. Iwan Satriawan mengatakan, belum tentu pemilih pemula akan memilih Gibran.

Menurut Iwan, pemilih pemula atau pemilih muda terbagi menjadi dua bagian. Yakni pemilih muda ideologis dan pemilih muda pragmatis. Karena itu, belum tentu semua pemilih muda akan mendukung Gibran.

“Misal, kaum muda NU, belum tentu akan memilih Gibran. Karena terdapat santri-santri ideologis. Begitupun dengan kaum muda Muhammadiyah yang terbilang ideologis belum tentu memilih Gibran. Selanjutnya kaum muda nasrani, katolik, dan lain-lain, belum tentu akan memilih Gibran,” kata Iwan belum lama ini.

Pemilih muda itu terbagi-bagi, dan belum tentu semuanya akan memilih Gibran. Meski Gibran masih terbilang muda, belum tentu pemilih muda akan memilih wapres dari anak muda.

Menurut Iwan juga, dalam konteks Pilpres mata pilih akan memilih berdasarkan figur dan secara ideologis. Sementara Gibran belum masuk kedalam kategori ideologis hanya saja populer. (sandika)