psiaceh.or.id/ – Perbincangan seputar pilpres semakin besar. Terlebih mayoritas media nasional terfokus pada isu-isu Pilpres. Tak ayal isu-isu Pileg dan Pilkada luput dari perhatian publik.
Karenanya, Ketua Bawaslu Lampung Iskardo P Pangar mengatakan, pihaknya tidak menginginkan Pemilu 2024 terkesan hanya untuk Pilpres.
“Masyarakat penting mendapatkan edukasi bahwa Pemilu 2024 terdapat juga pemilihan legislatif, DPRD Kabupaten/Kota, Provinsi, DPR RI dan DPD RI,” kata dia, Rabu (29/11/2023).
Hal ini, lanjut dia, penting mengingat yang akan menentukan kebijakan publik, baik yang menguntungkan atau merugikan masyarakat adalah mereka (calon legislatif dan senator) yang terpilih nanti.
Menyikapi persoalan itu juga, Bawaslu Lampung meminta rekan-rekan media untuk mensyiarkan bahwa Pemilu bukan hanya Pilpres.
Berbagai upaya menurutnya telah dilakukan, seperti pengawasan partisipatif, Bawaslu Goes To Campus hingga mengedukasi masyarakat.
“Hal ini agar masyarakat tidak terkooptasi dengan Pemilu yang hanya membicarakan Pilpres,” ujarnya.
Sebelumnya Jurnalis Senior Najwa Shihab turut menyampaikan persoalan serupa. Ia menghawatirkan perbincangan publik yang di dominasi diisi oleh isu-isu nasional.
Hal tersebut disampaikan Najwa Shihab atau Nana ketika menjadi pembicara dialog publik bertajuk ‘Indonesia Butuh Anak Muda’ yang diselenggarakan oleh HMJ Ilmu Komunikasi Unila, Oktober lalu.
Minimnya perhatian kepada calon pemimpin tingkat daerah, kata Nana, menimbulkan potensi kurangnya atensi masyarakat terhadap caleg dan calon senator yang bertarung ditingkat daerah dan kota.
Padahal menurutnya kebijakan pemerintah di tingkat daerah dan kota, sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang menempati daerah itu sendiri.
“Nanti pemilu kita memilih calon pemimpin yang mengatur kebijakan di daerah yang berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari kita. Karena itu perlu diperhatikan, ini justru yang terpenting,” ujarnya.
Oleh karena itu juga, media dan mahasiswa diharapkan fokus terhadap isu-isu calon pemimpin di tingkat lokal.
Media Diminta Berimbang
Sementara, Pengamat politik yang juga Ketua Pusat Studi Konstitusi dan Kepemiluan IAIN Metro, Ahmad Syarifudin menilai, minimnya perhatian publik terhadap pemilihan legislatif bisa berdampak buruk dalam demokrasi.
Hal ini bisa bisa mengakibatkan masyarakat tidak mengenali dengan detail rekam jejak dan visi dari calon pemimpin atau calon legislatif.
Dalam teori trias politika, kata dia, pemilihan legislatif tak kalah pentingnya dengan pemilihan presiden karena merupakan salah satu cabang kekeuasan.
Problem ini menurutnya menuntut peran media untuk membagi porsi pemberitaan antara pilpres dengan pileg.
Selain itu jumlah caleg mencapai ratusan untuk tiap tingkatan, hal ini turut menyebabkan fokus masyarakat terpecah. (sandika)






Leave a Reply