Sampah Adalah Uang

psiaceh.or.id/ – Ribuan orang dari berbagai lembaga memenuhi sepanjang pantai Harnas, Way Tataan, Telukbetung Timur, Bandarlampung, Minggu (16/07/2023).

Kedatangan ribuan orang tersebut guna menyukseskan Sumatera Clean Up Get In Action yang digagas Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lampung bekerjasama dengan PHRI, Coca Cola, HNSI dan sejumlah Bank Sampah.

Tidak hanya bersih-bersih pantai, kegiatan yang dibuka oleh Ketum PWI Pusat Atal S Depari itu juga dirangkai dengan diskusi bertema pemanfaatan dan pengelolaan sampah.

Selain itu, kegiatan yang terintegrasi dengan beberapa organisasi yang menggelar agenda sama se Sumatera tersebut, juga diisi dengan bakti sosial yang dilakukan Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) Lampung.

Uniknya, dana Baksos adalah hasil dari penjualan sampah yang bernilai ekonomis yang langsung dibayar oleh Bank Sampah.
[elementor-template id=”13″]
[elementor-template id=”11″]
Di lokasi, sudah standby Bank Sampah Sahabat Gajah melakukan pemilahan sampah yang dikumpulkan kemudian menimbang yang bernilai ekonomis.

Pembina Bank Sampah Sahabat Gajah Asrian Hendi Caya mengatakan, pihaknya mengajak agar masyarakat Lampung menjadikan sampah bisa nilai ekonomis.

“Kami ingin merubah cara pandang masyarakat tentang sampah, sehingga sampah yang diproduksi setiap hari bisa ternilai menjadi ekonomis,” kata Asrian Hendi Caya dalam diskusi yang digelar penyelenggara.

Ia mengatakan, pihaknya ingin membuka frame masyarakat bahwa sampah itu bukan hal yang kotor tapi bisa menjadi nilai berharga.

“Kalau sampah itu bernilai maka sampah itu tidak akan dibuang,” kata Asrian.
[elementor-template id=”13″]
[elementor-template id=”11″]
Ia mengatakan, pihaknya ingin masyarakat harus melek dengan kepedulian terhadap sampah.

“Apalagi masyarakat memproduksi sampah 0,5 kg setiap harinya dan masyarakat Lampung ada sebanyak 9 juta orang,” kata Asrian yang juga dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung (FEB Unila).

Ia mengatakan, sampah dibuang ke TPA (tempat penampungan akhir) kalau tidak akan tertampung sehingga lingkungan kumuh.

“Gerakan ini tidak menjadi sampah yang dibuang tetapi sampah ini harus dikumpulkan,” kata Asrian.

Ia mengatakan, pihaknya berharap lingkungan di sekitar tidak kotor dan jorok.

“Kami juga ada tempat pembelian sampah, kami mengajak agar terbentuknya bank sampah di semua wilayah,” kata Asrian.
[elementor-template id=”13″]
[elementor-template id=”11″]
Ia mengatakan, Kota Metro telah terbentuknya 22 bank sampah.

“Dari sampah ini bisa menjadi meja kursi dari sampah plastik, seperti paving blok yang diolah dari plastik sampah,” kata Asrian.

Asrian mengatakan, sampah juga bisa dijadikan kerajinan dari sampah, dengan harapan bisa bermanfaat guna untuk bernilai uang.

“Sampah ini diharapkan bisa dihasilkan menjadi sampah yang tepat guna dengan nilai ekonomis,” kata Asrian.

Ia mengatakan, pihaknya meminta bagaimana menilai sampah menjadi uang.

“Kami mendorong bank sampah yang ditampung bisa dibeli untuk perekonomian masyarakat,” kata Asrian.

“Seperti contoh nelayan juga banyak mendapatkan sampah plastik dari mereka melaut dan diambil untuk dimanfaatkan,” kata Asrian.
[elementor-template id=”13″]
[elementor-template id=”11″]
Ia mengatakan, masyarakat harus pilah sampah dari rumah sehingga ekosistemnya bisa bermanfaat.

“Harapan perusahaan lainnya juga mengambil kembali peran sampah untuk diolah kembali,” kata Asrian.

Perusahaan coca cola juga telah menggelontorkan Rp 9 Miliar setiap tahunnya untuk membeli sampah. (tim)