Ditunjuk Untuk Pimpin Hanura Lampung, Mukti Siap Unjuk Kemampuan

psiaceh.or.id/ – Mukti Shoheh ditujuk oleh Ketum DPP Hanura Oesman Sapta Odang untuk memimpin DPD Hanura Lampung periode 2020-2025, di Jakarta, Kamis (14/09/2023).

Pria berusia 28 tahun itu, tentu masih terbilang muda dan baru dalam dunia perpolitikan. Meski begitu, umur baginya bukan menjadi sebuah persoalan. Sebab dalam dunia politik adalah kemampuan.

Terpilihnya Mukti sebagai Ketua DPD Hanura Lampung, membawa spirit tersendiri bagi partai yang didirikan Jendral (Purn) Wiranto itu. Bahkan, sebagai ketua baru, Mukti mengaku akan mengajak anak muda untuk melek politik dan memecahkan masalah-masalah kepemudaan.

Usai terpilih, lanjut Mukti, dirinya akan menjalankan perintah Ketua Umum partai Hanura. Sebab, kata dia, masa depan politik Indonesia ada ditangan anak muda atau mileneal saat ini.
[elementor-template id=”13″]
[elementor-template id=”11″]
“Semoga dengan amanah yang diberikan kepada saya dapat membawa perubahan di Lampung dengan Membawa nama besar Partai Hanura. Mohon doa dan dukungan nya para kader terbaik partai Hanura Lampung,” ungkapnya, Jumat (15/09/2023).

Sebelumnya Ketua DPP Hanura Oesman Sapta Odang (Oso) mengatakan, dengan hasil penunjukan ketua DPP Hanura Lampung saya embankan amanah ini dengan ananda Mukti Shoheh dapat membawa perubahan untuk Lampung kedepan.

“Tentu dengan menyambut konstelasi Politik tahun 2024 mendatang, butuh kerja keras yang ekstra. Menyelaraskan tujuan partai, agar para kader berpolitik secara cerdas, yaitu mengajarkan masyarakat atau pemilih menjadi cerdas. Bukan diajarkan dengan memberikan uang Rp 100 ribu, Rp 200 ribu hanya untuk mempengaruhi memilih calon legislatif,” tegasnya, Jum’at (15/9/2023).

Kita dididik untuk berpikir secara tulus dan ikhlas memikirkan 5 tahun ke depan. Kira-kira orang yang seperti apa yang cocok memimpin negara ini, memimpin provinsi ini, dan memimpin kabupaten ini.
[elementor-template id=”13″]
[elementor-template id=”11″]
“Oleh karena itu, keberpihakan kepada daerah itulah nantinya menjadi tolak ukur apa yang sudah mereka (kader) bikin di daerah, kabupaten, kecamatan hingga ke tingkat nasional,” ungkapnya. (sandika)