psiaceh.or.id/ – Pemimpin Redaksi (Pemred) Narasi.id, Zen RS membagikan tips membaca hasil survei yang dirilis oleh lembaga survei saat Pemilu saat menjadi narasumber pada Workshop Peliputan Pemilu 2024 di Hotel Novotel, Lampung, Senin (18/09/2023).
Menurut mantan wartawan Tirto.id itu, wartawan minimal harus memperhatikan tujuh poin penting saat melakukan peliputan publikasi hasil survei.
Pertama, kata dia, harus dipethatikan terkait metodologi survel. Bagaimana sampel dipilih? Apakah menggunakan metode acak yang benar? Apakah pertanyaan survel bebas dari bias dan ditulis dengan cara yang jelas?
“Termasuk bagaimana kualitas data yang dikumpulkan, dan apakah ada potensi bias dalam pengumpulan data?,” kata dia.
[elementor-template id=”13″]
[elementor-template id=”11″]
Selanjutnya, lanjut dia, Margin of Error. Bagaimana margin of error dihitung, dan apa implikasinya terhadap interpretasi hasil survei? Apakah margin of error telah dipertimbangkan dalam analisis dan interpretasi data?
“Kemudian, poin ketiga adalah Dinamika Elektabilitas: Apa yang mungkin menyebabkan fluktuasi dalam elektabilitas kandidat dari waktu ke waktu? Apakah ada peristiwa atau isu khusus yang mungkin mempengaruhi elektabilitas kandidat?,” tuturnya.
Demografi Responden, tambah dia, juga menjadi poin yang harus dipethatikan. Apakah demografi responden mencerminkan populasi pemilih secara keseluruhan? Bagaimana survei memastikan bahwa berbagai kelompok sosial, ekonomi, dan demografis lainnya diwakili dengan benar?
“Setelah itu, Interpretasi dan Analisis: Bagaimana hasil survei diinterpretasikan, dan apakah ada potensi bias dalam interpretasi? Apakah analisis survei mencakup semua faktor yang relevan, termasuk konteks politik, sosial, dan ekonomi?,” jelas dia.
[elementor-template id=”13″]
[elementor-template id=”11″]
Kemudian, menurut Zen, pembanding dengan survel lain juga harus diperhatikan. Bagaimana hasil survei ini dibandingkan dengan survei lain yang dilakukan oleh lembaga berbeda?
“Apakah ada konsistensi atau perbedaan yang mencolok, dan apa yang mungkin menjadi penyebabnya?,” ujarnya.
Terahir, tim Nazwa Sihab itu menegaskan agar transparansi dan akuntabilitas juga menjadi hal yang harus dipethatikan.
“Apakah metodologi, data mentah (raw data), dan analisis tersedia untuk tinjauan publik? Bagaimana tembaga survel menangani potensi konflik kepentingan atau bias,” tandasnya.
[elementor-template id=”13″]
[elementor-template id=”11″]
Selain terkait tips tersebut, Zen juga membagi pertanyaan-pertanyaan yang harus ditanyakan jurnalis tentang publikasi survei.
Berikut pertanyaan-pertanyaan tersebut.
1. Siapa yang melakukan survei? Apakah dilakukan oleh lembaga survei, peneliti, atau kelompok advokasi?
2. Siapa yang membiayai? Apakah ada kepentingan pihak ketiga dalam hasilnya?
3. Bagaimana orang dipilih untuk berpartisipasi? Apakah menggunakan sampel acak?
4. Bagaimana jajak pendapat dilakukan? Metode pengumpulan data dapat mempengaruhi hasil.
5. Berapa margin of error? Penting untuk memahami seberapa akurat haslinya.
6. Apakah peserta dikompensasi? ini bisa mempengaruhi siapa yang berpartisipasi dan bagaimana mereka merespons.
[elementor-template id=”13″]
[elementor-template id=”11″]
7. Siapa yang menjawab pertanyaan? Demografi peserta dapat mempengaruhi hasil.
8. Berapa banyak orang yang merespons survei? Jumlah yang lebih tinggi biasanya menghasilkan representasi yang lebih akurat
9. Dapatkah hasil digeneralisasi ke seluruh publik? Jika sampel representatif. Hasil survei dapat digeneralisasi ke seluruh publik, karena menggunakan metode random sampling yang mencakup berbagai demografi dan wilayah geografis
10. Apa yang ditanyakan oleh pengumpul data? Memahami pertanyaan yang diajukan dapat membantu memeriksa keakuratan klaim tentang hasil.
11. Apa yang mungkin salah dengan hasil surveinya? Memahami potensi bias dan kekurangan dapat membantu interpretasi yang tepat.
(red)