psiaceh.or.id/ – Pagelaran Pekan Raya Lampung (PRL) merupakan salah satu event terbesar yang ada di Provinsi Lampung. Bagaimana tidak, sepanjang acara, bisa menarik ratusan ribu pengunjung. Hal ini merujuk kepada Lampung Fair Tahun 2022 yang saat ini disebut dengan PRL.
Dalam event PRL, salah satu yang menarik minat pengunjung adalah konser musik. Sebelumnya, NDX A.K.A, sebuah band yang sedang populer, tampil Rabu (11/10/2023) malam, jumlah penonton pun membeludak.
Berdasarkan pendataan panitia PRL, jumlah penonton NDX A.K.A, ditaksir mencapai 35 ribu orang. NDX. A.K.A merupakan sebuah grup band asal Yogyakarta yang terkenal dengan lagu-lagu berbahasa Jawa.
Jumlah penonton yang membeludak tersebut tentu menyisakan sebuah tanya, band dengan berbahasa Jawa sebegitu digemari oleh masyarakat Lampung.
Lalu bagaimana dengan band atau grub musik berbahasa daerahnya sendiri, yaitu Lampung. Apakah digemari dan apakah mendapatkan ruang untuk tampil di panggung utama PRL sebagaimana NDX. A.K.A,.
Menurut salah satu Kru Panggung Utama PRL, yang meminta agar identitasnya dirahasiakan, musik tradisional Lampung kurang diminati oleh pengunjung. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan pihaknya untuk menentukan band apa yang tepat untuk tampil di panggung utama.
Penggiat kesenian Lampung ini mengatakan, dalam penentuan band-band lokal maupun artis ibu kota yang tampil, berdasarkan seberapa besar minat pengunjung terhadap band itu.
Agenda Daerah yang Menyingkirkan Kearifan Lokal
Daya tawar musik tradisional Lampung dinilai penyelenggara masih kecil. Bahkan, tidak hanya perkara musik, jajanan khas daerah pun kalah dengan kerak telor.
Karena itu, diakui penggiat seni ini, dalam PRL kali ini tidak ada musik tradisional yang tampil di panggung utama.
Ya, panitia PRL hanya memberi ruang kepada kebudayaan lokal terutama musik tradisional di pinggiran. Hal itu terlihat dengan sikap panitia yang menyerahkan ke kabupaten/kota masing-masing untuk mempromosikan kebudayaan daerahnya di stan masing-masing.
“Panitia bersepakat, menyerahkan ke kabupaten/kota untuk mempromosikan kebudayaan daerah di anjungannya masing-masing,” kata dia, Jumat (13/10/2023).
Saat dimintai tanggapan, apakah mungkin musik tradisional Lampung tampil di panggung utama. Ia mengatakan, dalam event PRL kedepan mungkin saja panitia mengakomodir musik tradisional, dengan catatan musik tradisional digemari oleh masyarakat.
Miris memang, alih-alih mempromosikan kearifan lokal, panitia justru mengedepankan untung rugi.
“Musik tradisional Lampung kan sekarang minim peminat, jika banyak digemari mungkin bisa menjadi pertimbangan panitia PRL untuk mengakomodir tampil di panggung utama,” ujarnya.
Ia juga menuturkan, musik tradisional penting untuk populer, agar bisa tampil dalam pementasan yang besar seperti di panggung utama PRL.
Hanya di Medium Stage
Sementara itu, Project Manajer Pekan Raya Lampung (PRL), Didik Darmanto membenarkan pengenalan kebudayaan lokal termasuk musik tradisional diserahkan kepada kabupaten/kota se Lampung.
Didik menyebutkan, pihaknya memberikan ruang kepada kabupaten/kota se Lampung agar berkontribusi mengenalkan kebudayaan daerahnya melalui medium stage (Panggung)
“Di panggung medium stage, kami bertujuan mengakomodir kebudayaan daerah. Seperti seni tari hingga musik tradisional,” ujarnya, Jumat (13/10/2023).
Ia mengatakan, panitia bertujuan juga agar kebudayaan lokal bisa dikenalkan dan dinikmati pengunjung melalui medium stage.
Meski begitu, ia berharap dalam event PRL kedepan bisa menampilkan musik tradisional Lampung di panggung utama PRL.
“Semua genre musik harus terakomodir, termasuk musik tradisional. Saat ini, musik tradisional suatu wilayah adalah yang dilihat oleh seluruh Indonesia bahkan mancanegara,” kata Didik.
Didik menyebutkan, Lampung memiliki beragam jenis musik tradisional. Hal ini menjadi tujuan pihaknya juga, agar dikenal lebih luas.
Masih Ada Band Lokal
Meski belum memberi ruang pemusik tradisonal di panggung utama, dalam kesempatan PRL kali ini, Didik mengatakan, terdapat 40 band lokal yang akan tampil di panggung utama dan kemungkinan bertambah. Sementara artis ibukota berjumlah enam.
“Band lokal yang tampil sebanyak 40 ini, hampir termasuk semua genre musik dan sebagaian merupakan sebuah band anak muda,” tandasnya. (sandika)






Leave a Reply