Maksimalkan Turba
psiaceh.or.id/ – Maksimalkan silaturahmi ke lintas generasi dan organisasi, Kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Lampung Selatan Muhitul Ulum optimis melangkah maju menuju kursi legislatif DPRD Lampung Selatan (Lamsel).
"Ya, mendekati Pileg, turun basis merupakan langkah yang dioptimalkan. Hal ini sebagai upaya untuk menyatukan visi dengan masyarakat," kata Bagi Gus Ulum, begitu ia kerap disapa.
Gus Ulum optimis akan dapat meraih suara maksimal dari komunitas muda.
Ia menilai, anak muda terutama di Dapilnya, di Rajabasa, Lamsel, antusias ketika diajak berdiskusi seputar politik dan problem demokrasi. Lain halnya, jika unsur orangtua yang sangat taktis.
[elementor-template id="13"]
[elementor-template id="11"]
"Semenjak turun ke masyarakat, orang-orang yang sudah berkeluarga atau orang tua berpikir sangat taktis, untuk menentukan pilihan berdasarkan duit. Sementara anak muda masih bisa diajak berdiskusi bagaimana menciptakan demokrasi yang sehat," ujarnya pada psiaceh.or.id/, Selasa (19/09/2023).
Membangun Visi Bersama Kaum Muda
Karena itu, lanjut Gus Ulum, ia cukup menaruh perhatian kepada anak muda. Hal ini dikarenakan anak muda bisa diajak membangun visi bersama.
Ia menyebutkan, pancalonan dirinya dibangun atas visi bersama, visi dengan anak muda dan visi mewakili masyarakat kecil di wilayahnya.
Meski Gus Ulum tidak menafikan masih banyak anak muda yang abai terhadap politik. Oleh karena itu, salah satu narasi yang ia bangun adalah agar anak-anak muda mendapatkan pendidikan politik.
[elementor-template id=”13″]
[elementor-template id=”11″]
Selain disampaikannya ketika turun ke masyarakat, ia juga mengajak media dan stake holder yang lain agar mengedepankan pendidikan politik pada proses Pemilu 2024 ini.
“Dalam prosesi Pileg dan Pemilu masih sangat kental nuansa politik uang. Bahkan di Dapil saya cendrung masuk zona merah praktik money politik,” tuturnya.
Money politik menurutnya, lazim dilakukan oleh sejumlah elit. Seorang Caleg yang mengeluarkan banyak uang, agar menjadi pilihan. Namun ketika jadi, ia melupakan fungsi sebagai wakil masyarakat.
“Caleg semacam ini, ketika jadi anggota Dewan pertama-tama berpikir bagaimana mengembalikan ongkos kampanye yang besar atau memulangkan modal pencalegkan. Sementara fungsi sebagai wakil masyarakat dikesampingkan,” ungkapnya.
[elementor-template id=”13″]
[elementor-template id=”11″]
Menurut Gus Ulum, masih terdapat banyak orang yang duduk sebagai anggota dewan lantaran di support oleh finasial. Namun abai kepada masyarakat ketika terpilih.
Hal inilah juga yang menjadikan dirinya turun berkompetisi di Pileg. Ia berharap bisa mewakili masyarakat kecil dan masyarakat kurang mampu.
“Hal ini agar suara masyarakat ditampung dan bisa diperjuangkan,” ungkapnya.
Masyarakat Jangan Hanya Jadi Komoditi
Bagi Gus Ulum, yang paling bahaya dari proses politik, ketika masyarakat hanya dijadikan alat untuk meraih kekuasan.
“Mendekati Pileg, banyak Caleg tebar pesona dan tebar duit. Namun ketika terpilih, lupa terhadap masyarakat. Setahun jelang Pemilu lagi, baru mendekati masyarakat lagi. Siklusnya selalu begitu,” ungkapnya.
[elementor-template id=”13″]
[elementor-template id=”11″]
Karena itu, ia maju membawa semangat, agar orang-orang kecil bisa juga menjadi pemimpin dan memperjuangkan nasib masyarakat dan bukan menjadikan masyarakat sebagai alat meraih kekuasan.
“Saya ini orang pesantren. Isyaallah saya akan amanah,” pungkasnya. (sandika)






Leave a Reply